Seperti yang telah tayang pada artikel sebelumnya mengenai Apa itu blue carbon? Pada artikel ini kita akan membahas dari segi manfaatnya.
Selain untuk penyimpanan karbon, ekosistem blue carbon juga menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi ekonomi lokal, meningkatkan kualitas air, mendukung perikanan yang sehat, dan memberikan perlindungan pesisir.
Indonesia seharusnya menjadi negara yang memiliki peranan penting dalam agenda blue carbon. Mengapa? Hal itu dikarenakan Indonesia adalah negara dengan estimasi luasan ekosistem mangrove terluas di dunia yakni sekitar 3.364.080 hektar mengutip dari laman KLHK.
Adapun potensi luasan ekosistem lamun terluas kedua di dunia setelah Australia yaitu sebesar 832.000 - 1.800.000 hektar. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI saat ini telah mencatat data terbaru baru luasan lamun di Indonesia yakni 293.464 hektare.
Oleh sebab itu, dengan besarnya potensi luasan serta dengan kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon, maka kedua ekosistem karbon biru ini menjadi penting dalam pengendalian perubahan iklim.
Pasalnya, Mangrove bertindak sebagai penghalang alami dengan menstabilkan garis pantai dan mengurangi energi gelombang untuk mengurangi risiko banjir bagi masyarakat pesisir dari gelombang badai dan kenaikan permukaan laut.
Sedangkan, padang lamun dapat menjebak sedimen tersuspensi pada akarnya yang meningkatkan redaman cahaya, meningkatkan kualitas air, dan mengurangi erosi.
Lahan basah pesisir dapat menyerap polutan (logam berat, nutrisi, bahan tersuspensi), sehingga membantu menjaga kualitas air dan mencegah eutrofikasi.
Adapun langkah-langkah untuk menjaga ekosistem blue carbon berikut ini:
Manfaat yang bisa diperoleh jika kita menjaga ekosistem blue carbon ini yakni dapat menanggulangi perubahan iklim, menjadi habitat dari keanekaragaman biota laut seperti udang, ikan, kepiting, dan lain sebagainya.
Dengan menjaga mangrove, akarnya dapat menyaring air dari kotoran dan polutan agar menghasilkan air yang sehat untuk vegetasi di sekitarnya.
Mangrove juga mampu sebagai stabilisator garis pantai karena dapat mencegah erosi akibat ombak dan sekaligus sebagai pengikat lumpur yang dibawa oleh aliran sungai.
Menjaga mangrove pun bisa menjadi bagian dari langkah penerapan konsumsi dan produksi berkelanjutan yang dampaknya akan terasa dalam jangka panjang untuk kita dan generasi penerus kita.***
Sumber: https://greeneration.org/