Sampah Makanan Bisa Perparah Perubahan Iklim!

Darling Sampah
Darling Energi
Sampah Makanan Bisa Perparah Perubahan Iklim!
08 Aug 2022

Kamu sering buang makanan? Atau mungkin orang sekitar kita kalau sedang makan di restoran? Ternyata, dari kebiasaan tersebut ada dampak yang bisa perparah perubahan iklim loh. Simak ulasannya pada artikel berikut ini.

Sampah makanan bukan hanya memperburuk bagi pasokan pangan kita, namun menyebabkan kerusakan parah pada Bumi.

Pasalnya, secara otomatis kamu juga udah membuang sumber daya berharga yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut seperti penggunaan tanah, air, dan sumber daya alam lainnya. 

Selain itu, sampah makanan ikut berkontribusi pada emisi gas rumah kaca yang memiliki dampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.

Mengapa Sampah Makanan Ikut Berkontribusi Perubahan Iklim?

Adapun dampak pada lingkungan, khususnya pada perubahan iklim yang dilansir dari laman Earth dan Avris Tech berikut ini:

1. Degradasi lahan

Membuang produk makanan akan berdampak buruk pada fisik tanah itu sendiri seperti tanah untuk memproduksi makanan, sekaligus tanah untuk membuang makanan. 

Jika kategorikan, ada dua jenis tanah yaitu tanah garapan dan tanah non garapan. Tanah garap adalah tanah yang dapat ditanami oleh tumbuhan dan tanah non garapan adalah tanah yang tidak dapat ditanami.

Lahan non garapan biasanya digunakan untuk ternak seperti menghasilkan daging dan produk susu. Namun, karena permintaan daging cukup tinggi, tanah yang lebih subur diubah menjadi padang untuk hewan merumput. 

Jika dibiarkan hingga jangka waktu yang panjang, kemampuan manusia untuk menghasilkan makanan akan berkurang karena secara bertahap akan menurunkan lahan. 

Selain mengganggu pemandangan alam, juga merusak keanekaragaman hayati yang ada di alam. Kemudian, mengubah lahan subur menjadi padang rumput akan menyebabkan hilangnya habitat hewan lainnya dan mengganggu ekosistem.

2. Membahayakan keanekaragaman hayati

Karena permintaan pasar tinggi, menyebabkan konversi alami menjadi lahan yang tidak dapat ditanami, menghancurkan flora dan fauna alami yang ada hingga pada tahap kepunahan.

Selain itu, aktivitas penangkapan ikan besar-besaran menyebabkan penipisan ekosistem laut dan penurunan populasi kehidupan di laut. 

Food and Agriculture Organization melaporkan bahwa adanya peningkatan konsumsi ikan global yang jumlahnya melampaui pertumbuhan populasi. 

Ironisnya, di saat yang sama Eropa dan beberapa negara lainnya membuang 40% - 60% tangkapan ikan karena tidak memenuhi standar kualitas supermarket.

3. Berkontribusi terhadap perubahan iklim

Saat membuang makanan, makanan kemudian akan membusuk yang selanjutnya melepaskan metana, gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Saat metana dilepaskan, bertahan selama 12 tahun dan memerangkap panas matahari.

Emisi gas rumah kaca yang dilepaskan dari penggunaan sumber daya alam memiliki kontribusi besar terhadap perubahan iklim. 

4. Membuang makanan sama dengan membuang air

Pertanian menggunakan sebagian besar air. mulai dari irigasi, penyemprotan, dan lain sebagainya. Meningkatnya permintaan makanan akan mengurangi sumber daya air tawar dengan cepat. Pasalnya, air juga sangat dibutuhkan untuk memberi makan ternak, ikan, serta unggas.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa adanya kebutuhan besar untuk mengurangi sampah makanan di lingkungan sekitar kita. Cara yang paling sederhana yakni dimulai dari diri sendiri, dengan tidak membeli makanan lebih dari jumlah yang mampu kamu makan.***

 

Sumber: Dari Berbagai Sumber

Penulis : GLG