Apakah pernah terbayangkan oleh kamu sendiri kondisi Bumi di masa depan? orang lain mungkin telah memikirkan hal itu baik 5 tahun hingga 30 tahun kedepan lho.
Para ahli meteorologi mengatakan bahwa kemungkinan suhu Bumi akan mengalami peningkatan sebesar 40 persen dalam 5 tahun ke depan. Terbayang tidak? jika kondisi tersebut terus meningkat hingga 30 tahun mendatang.
Hal itu disebabkan oleh pemanasan global yang menyebabkan Bumi akan melampaui batas suhu. Diperingatkan bahwa ada risiko yang membahayakan eksistensi manusia dalam beberapa dekade mendatang akibat krisis iklim.
Organisasi Meteorologi Dunia (IMO) telah memprediksi beberapa tahun ke depan yang kemungkinan 90 persen Bumi akan mencetak rekor lain untuk tahun terpanas pada akhir tahun 2025.
Tak hanya itu, kawasan Samudra Atlantik juga akan menghasilkan badai yang berpotensi berbahaya daripada sebelumnya.
pada tahun 2021, ahli meteorologi menjelaskan suhu di sebagian besar daratan di belahan Bumi utara naik 1.4 derajat (0,8 derajat celcius) lebih hangat.
Kemudian, Leon Hermanson selaku ilmuwan iklim di Met Center Inggris mengatakan bahwa hal tersebut merupakan peringatan bagi umat manusia untuk mengambil tindakan tegas dalam menghadapi pemanasan global.
Adapun ilmuwan iklim dari Universitas Pennsylvania, Michael Mann mengatakan dia hampir yakin Bumi akan melebihi ambang batas suhu akibat pemanasan global seperti yang dibahas dalam Perjanjian Paris setidaknya sekali dalam beberapa tahun mendatang.
Namun, Mann juga mengatakan bahwa satu atau dua tahun di atas 1.5 derajat Celsius tidak mengkhawatirkan seperti ketika tren suhu secara keseluruhan tetap di atas level itu.
Laporan dari Breakthrough National Centre for Climate Restoration menggarisbawahi skenario kepunahan di mana manusia tidak mampu lagi bertahan hidup pada akhir 2050.
Dari laporan tersebut menyatakan, peradaban manusia mungkin bisa berakhir dalam tiga dekade jika tidak ada aksi yag dilakukan untuk mencegahnya.
Para peneliti berpendapat, saat ini kita sedang berada pada situasi unik, dengan suhu tinggi yang belum pernah dirasakan sebelumnya serta jumlah populasi hampir delapan miliar orang.
Berdasarkan hal itulah, para ilmuwan kemudian meneliti “skenario 2050” di mana manusia akan menghadapi kehancuran dalam tiga dekade, yakni sebagai berikut:
2020-2030
Pemimpin dunia gagal bertindak sesuai dengan Perjanjian Paris yaitu tidak bisa menjaga Bumi dari kenaikan suhu. Studi menyatakan bahwa kadar karbondioksida telah mencapai 437 ppm–angka yang belum pernah telihat dalam 20 juta tahun terakhir. Diketahui planet Bumi sudah menghangat sekitar 1.6°C (2.8°F).
2030-2050
Puncak emisi akan terjadi pada tahun 2030 dan akan berkurang setelahnya. Walaupun begitu, umpan balik siklus karbon dan penggunaan bahan bakar fosil yang berkelanjutan diperkirakan akan membuat suhu naik menjadi 3°C.
2050
Pada tahun 2050, diperkirakan akan ada konsesus ilmiah terkait titik kritis lapisan es di Greenland dan Antartika Barat dengan pemanasan 2°C.
Pada tahap tersebut, dampak terhadap manusia sudah tidak bisa disangkal lagi. Sebanyak 55% populasi global akan menjadi subjek dari panas mematikan selama 20 hari, manusia akan sulit bertahan dalam kondisi tersebut.
Amerika Utara akan mengalami cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan, kekeringan dan gelombang panas. Tidak ada musim hujan di Tiongkok, mngakibatkan sungai-sungai besar di Asia hampir kering. Sementara, curah hujan di Amerika Tengah turun hingga setengahnya.
Kondisi panas yang mematikan di seluruh Afrika Barat akan terjadi selama lebih dari 100 hari dalam setahun. Penduduk di negara-negara miskin tidak bisa mendapat akses penyejuk udara (AC) untuk membantu mereka bertahan hidup dalam suhu panas tersebut.
Produksi makanan juga akan terpengaruh, akibatnya jumlahnya tidak cukup untuk memberi makan populasi dunia sehingga lebih dari satu miliar orang diperkirakan akan terlantar. Sumber daya berkurang karena teknologi semakin canggih yang memerlukan logam langka dari dalam bumi.
Masalah ini juga akan berdampak pada kemanan nasional. Adanya wabah penyakit serta kelaparan dan memicu konflik bersenjata antar negara hingga menjadi perang nuklir.
Adapun juga prediksi bahwa dimulai dari kota-kota yang hilang diakibatkan kenaikan permukaan air laut secara bertahap.
Suhu laut akan terus menghangat, terumbu karang mati dan memutih. Akibatnya populasi dan ekosistem laut menjadi rusak.
Demikian artikel ramalan atau skenario yang akan terjadi dengan Bumi 30 tahun kedepan, dengan kemungkinan gambaran mengerikan di masa depan para peneliti merekomendasikan setiap negara “untuk segera memeriksa peran yang dapat dilakukan sektor keamanan serta menyediakan sumber daya untuk membangun sistem industri yang bebas emisi dan mengurangi karbon di udara demi melindungi peradaban manusia”.***