Darlings, nyaris dua tahun terakhir kita dibikin khawatir karena pandemi. Walaupun pandemi nggak bisa disepelekan, tapi kita juga mesti tetap diingatkan kembali kalo kita lagi dihadapkan sama isu lingkungan global, yakni perubahan iklim. Dampaknya nyata dan terasa. Kita sebagai makhluk hidup penghuni bumi harus banget waspada. Karena kalo kita apatis, kita nggak bakal tau seburuk apa masa depan kita nanti, dan masa depan generasi-generasi setelah kita.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk membawa perubahan buat masalah ini? Salah satu hal kecil tapi berdampak besar yang bisa kita lakukan adalah dengan menanam pohon. kita tau sendiri, penyebab terjadinya perubahan iklim adalah karena terlalu banyak kadar karbon dioksida di udara. Sementara itu, keberadaan pohon berperan besar untuk menyerap karbondioksida dan menyaring polutan.
Nah, buat kamu yang masih belum tahu, tanaman hijau itu berfotosintesis dengan menerima cahaya matahari sekaligus menyerap CO2 atau karbondioksida dan air dari udara yang tercemar. Sebagai gantinya, tanaman hijau tersebut akan melepaskan oksigen murni ke udara di sekitarnya sebagai hasil sampingan fotosintesis. Semua proses ini terjadi di klorofil. Kemudian, mikroorganisme yang ada di dalam tanah akan menggunakam karbon yang diserap tadi sebagai sumber makanan. Akar tanaman akan menyerap sisa mikroorganisme tersebut, dan kembali membersihkan udara di sekitar kita.
Penting untuk kamu tahu juga bahwa kemampuan tanaman sebagai penyerap karbondioksida itu berbeda-beda. Ada banyak faktor yang memengaruhi daya serap pohon/tumbuhan terhadap karbondioksida. Satu di antaranya adalah mutu klorofil dari pohon/tumbuhan tersebut. Mutu klorofil sendiri ditentukan oleh banyaknya magnesium yang merupakan inti klorofil. Semakin tinggi kandungan magesiumnya, daun dari tanaman tersebut akan berwarna hijau gelap. Begitu juga sebaliknya. Semakin rendah kandungan magnesiumnya, daun akan berwarna hijau pucat.
Selain itu, daya serap karbondioksida sebatang pohon juga ditentukan oleh fase pertumbuhan tanaman, umur daun, dan luas keseluruhan pohon. Pohon-pohon yang berbuah dan berbunga memiliki kemampuan fotosintesis lebih tinggi ketimbang pohon tanpa bunga dan buah. Semakin tinggi kemampuan fotosintesis, semakin tinggi juga kemampuan menyerap karbondioksida.
Faktor lain yang menentukan penyerapan CO2 adalah ketersediaan air, sinar matahari, dan suhu. Dari antara semua faktor yang disebutkan di atas, kalau semuanya sudah terpenuhi dengan sempurna, lalu pohon apa saja sih yang bisa menyerap CO2 paling tinggi? Fyi, berikut adalah tujuh jenis pohon dengan kemampuan fotosintesis terbaik:
1. Pohon Trembesi (Samanea saman). Pohon ini bisa menyerap karbondioksida 28.488,39kg per tahunnya.
2. Pohon Cassia (Cassia sp,). Pohon ini menyerap CO2 sebesar 5.295,47 per tahun.
3. Pohon Kenanga (Canangium odoratum). Karbondioksida yang diserap pohon ini per tahunnya adalah 756,59 kg.
4. Pohon Pingku (Dyxoxylum excelsum). Pohon ini menyerap karbondioksida sebesar 720,49 kg per tahun.