Darlings, ada kabar luar biasa dari dunia sains dan konservasi di Tanah Air! Dalam rangka peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi mengumumkan penemuan 19 spesies baru yang berhasil diidentifikasi di berbagai pelosok Indonesia hingga pertengahan tahun ini.
Penemuan ini menegaskan kembali status Indonesia sebagai negara mega-biodiversity terbesar kedua di dunia.
Total 19 spesies baru yang ditemukan terdiri dari 11 spesies flora (tanaman) dan 8 spesies fauna (hewan). Penemuan ini merupakan hasil kerja keras para peneliti lokal yang menjelajahi hutan, pegunungan, hingga perairan tersembunyi.
Beberapa penemuan yang paling menyita perhatian publik dan para ilmuwan meliputi:
Ikan Gua Buta dari Jawa Barat: Diberi nama ilmiah Barbodes klapanunggalensis, ikan ini ditemukan di kawasan karst Klapanunggal, Bogor. Spesies ini adalah contoh evolusi ekstrem karena tidak memiliki mata dan pigmen warna akibat adaptasi total di lingkungan gua yang gelap.
Anggrek Super Langka di Papua: Penemuan jenis anggrek baru ini menambah daftar panjang flora endemik Papua yang seringkali menjadi incaran kolektor. Keunikan dan kelangkaannya menjadikannya prioritas utama untuk dilindungi.
Jamur Unik di Rinjani: Spesies jamur baru, Morchella rinjaniensis, ditemukan di kawasan Gunung Rinjani, Lombok. Penemuan jamur dari genus Morchella (yang terkenal lezat dan bernilai ekonomi tinggi) ini menunjukkan potensi besar dari sumber daya hayati Indonesia.
Katak dan Tokek Baru: Di antara 8 fauna baru, terdapat spesies katak dan tokek baru yang menambah keragaman kelompok amfibi dan reptil. Salah satunya adalah cecak jari bengkok (Cyrtodactylus) yang ditemukan di Jawa.
Data penemuan ini semakin menguatkan fakta bahwa Indonesia adalah gudang keanekaragaman hayati dunia. Secara global, Indonesia menyumbang kontribusi yang sangat signifikan:
10% dari seluruh spesies bunga di dunia.
12% dari seluruh spesies mamalia.
15% dari seluruh spesies reptil dan amfibi.
17% dari seluruh spesies ikan di perairan kita.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa banyak spesies di dunia hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Penemuan spesies baru ini bukan hanya pencapaian ilmiah, tetapi juga sebuah alarm keras akan pentingnya konservasi. Seiring dengan perubahan iklim, banyak spesies belum sempat teridentifikasi namun sudah terancam punah. Perlindungan habitat alami, mulai dari kawasan hutan Papua, terumbu karang Sulawesi, hingga perairan tawar di Jawaadalah kunci utama.
Penelitian dan penemuan ini juga membuka potensi baru di bidang bioprospeksi, yaitu pencarian senyawa alami dari organisme untuk dikembangkan menjadi obat, kosmetik, atau produk pangan.
Penemuan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kekayaan ini.
Yuk, tunjukkan dukungan kita terhadap konservasi
BRIN
liputan6