Laut Kita, Nelayan Kita, Masa Depan Kita, Dari Riak ke Aksi Nyata

Hai Darlings!

Bayangin kamu duduk di tepi pantai, angin laut menyapa lembut, dan suara ombak jadi latar musik paling menenangkan. Tapi di balik tenangnya laut, ada cerita yang nggak bisa kita abaikan. Cerita tentang harapan, perjuangan, dan masa depan yang bertumpu pada laut dan mereka yang setiap hari menantangnya, para nelayan.

Tanggal 2 Juli 2025, kita merayakan Hari Kelautan Indonesia dengan tema tahun ini, “Peran Nelayan dan Kelautan untuk Masa Depan Berkelanjutan.” Ini bukan cuma tema buat seremoni, tapi panggilan untuk bangun dan sadar, laut itu bukan hanya destinasi liburan, tapi napas kehidupan.

Bayangin pagi-pagi buta, saat banyak dari kita masih memeluk bantal, para nelayan sudah menyatu dengan laut. Jaring mereka bukan cuma alat cari makan, tapi simbol harapan dan keberlangsungan. Mereka menjaga laut, bukan dengan teori, tapi dengan tangan dan hati. Tapi sayangnya, suara mereka sering kali tenggelam. Padahal, tanpa mereka, laut bisa kehilangan arah.

Laut Indonesia sendiri luar biasa luas dan kaya. Di dalamnya hidup berjuta makhluk yang menjaga keseimbangan Bumi ini. Tapi kekayaan itu nggak akan bertahan kalau kita terus lalai. Laut yang dulu bening, kini mulai keruh. Pantai yang dulu asri, mulai sesak oleh benda-benda yang nggak seharusnya ada, terutama plastik sekali pakai.

Darlings, kisah ini belum selesai. Kita bisa jadi tokoh utamanya juga. Bukan dengan teori panjang, tapi lewat aksi kecil yang konsisten. Yuk, mulai bawa tumbler sendiri ke mana-mana. Sederhana, tapi berdampak. Bayangin kalau satu orang aja bisa menghindari 300 botol plastik setahun. Kalau kita semua ikut? Boom! Laut pun bisa bernapas lebih lega.

Kita juga bisa mulai dukung hasil laut lokal, menjaga kebersihan di mana pun berada (bukan cuma di pantai ya), dan ajak teman ngobrol soal laut, bukan cuma drama di media sosial. Karena menjaga laut bukan tugas satu dua orang. Ini cerita kolektif. Cerita tentang kita.

Nelayan mungkin nggak viral, tapi mereka nyata. Laut mungkin luas, tapi bisa rusak kalau kita cuek. Tapi kita punya pilihan, jadi penonton atau ikut menulis babak baru laut Indonesia yang lebih baik.

Jadi, Darlings, di Hari Kelautan Indonesia ini, yuk mulai dari diri sendiri. Bawa tumbler, kurangi plastik sekali pakai, dan jaga laut seolah-olah hidupmu bergantung padanya, karena memang iya.

Aku siap sadar lingkungan, kalian juga kan.

Referensi:

• Pendidikan Sains FMIPA UNESA