Lontar, Si Pohon Kuat Penjaga Kehidupan di Tanah yang Gersang

Darling Tanaman
Darling Sampah
Darling Energi
Lontar, Si Pohon Kuat Penjaga Kehidupan di Tanah yang Gersang
26 Jun 2025

Hai Darlings!

Kalau kamu pikir yang bisa jadi pahlawan lingkungan cuma tumbuhan di hutan tropis basah, kayaknya kamu belum kenal baik sama si lontar. Pohon ini memang sering dikaitkan dengan daerah kering kayak NTT atau Sulawesi, tapi jangan salah ya, di Pulau Jawa, terutama di wilayah selatan seperti Wonogiri, Pacitan, dan sebagian daerah Blora dan Tuban, lontar juga hadir sebagai penyelamat di tengah cuaca yang kadang bikin tanah ngambek hihi..

Bayangin, di tempat yang jarang hujan dan tanahnya susah ditanami, tumbuhan satu ini malah berdiri gagah. Tinggi, kuat, dan daunnya lebar-lebar kayak kipas alami. Tapi yang bikin lontar beda dari pohon lainnya adalah kemampuannya menyimpan air lewat akar dalamnya yang menjulur jauh ke bawah tanah. Ini bukan cuma tentang bertahan hidup, tapi juga tentang menjaga keseimbangan alam secara elegan.

Lontar di Jawa itu punya segudang manfaat yang kadang suka luput dari perhatian. Air niranya bisa disadap dan diolah jadi legen, minuman khas yang segar dan alami. Dari air itu juga bisa dibuat gula semut dan cuka lontar. Gimana nggak keren, coba? Satu pohon bisa jadi penyambung dapur sekaligus pelepas dahaga.

Nggak cuma soal minuman, daunnya bisa dijadikan atap rumah tradisional yang adem dan kuat banget. Beberapa daerah bahkan memanfaatkannya buat bikin anyaman dan kerajinan tangan. Bahkan tulang daunnya dijadikan lidi atau tusuk sate. Dari ujung ke ujung, nggak ada bagian yang mubazir. Ini definisi zero waste yang udah dipraktikkan jauh sebelum jadi tren.

Darlings tahu nggak, batang lontar juga bisa diolah jadi sumber energi. Di beberapa tempat, batang tua digunakan sebagai bahan bakar alternatif, terutama buat memasak. Ramah lingkungan dan nggak perlu bahan kimia tambahan. Dan secara ekologis, pohon ini membantu mengikat tanah, mencegah longsor, serta menambah kelembapan udara di sekitarnya. Jadi jangan heran kalau keberadaan lontar bikin lingkungan sekitar terasa lebih adem dan stabil.

Lontar juga menyimpan jejak sejarah. Dulu, masyarakat Jawa menggunakan daun lontar sebagai media tulis untuk menyimpan ilmu dan cerita leluhur. Jadi kalau kamu lihat naskah kuno dari zaman dulu, besar kemungkinan itu ditulis di atas daun lontar. Penuh makna dan filosofi, kan?

Di tengah isu krisis air dan berkurangnya vegetasi alami, lontar muncul sebagai simbol ketahanan. Dia nggak manja, nggak ribet, tapi justru jadi solusi. Jadi mungkin sudah saatnya kita melihat lontar bukan cuma sebagai pohon tua di pinggir sawah, tapi sebagai penjaga yang layak dihargai.

 

Aku siap sadar lingkungan, kalian juga kan.

 

Sumber:

  • mongabay
  • kumparan
Penulis : SD