Mainan-mainan Jadul yang Ramah Lingkungan

Darling Inspirasi
Mainan-mainan Jadul yang Ramah Lingkungan
12 Apr 2022

Buat kamu anak kelahiran tahun 80 dan 90, mungkin sudah tidak asing bermain dengan mainan zaman dahulu seperti layang-layang, gasing, mobil-mobilan, dan lain sebagainya.

Kenapa khusus bagi anak kelahiran tahun 80 dan 90? Mainan tersebut sebenarnya memang sudah tidak asing bagi setiap anak kecil dari dulu hingga saat ini, akan tetapi yang menjadi perbedaannya yakni dari segi material mainan tersebut.

Mainan Tradisional atau Jadul Itu Ramah Lingkungan

Selain nostalgia, mainan jadul tersebut berasal dari bahan-bahan dari alam yang dapat dengan cepat diperbaharui atau tumbuh kembali karena mudah melebur dengan tanah. 

Singkatnya, material atau bahan-bahan pada mainan zaman dulu itu yaitu jenis organik dan ramah bagi lingkungan karena sifatnya yang tidak tahan lama. 

Mayoritas produk mainan saat ini berasal dari Tiongkok dan sekitar 90% berbahan dasar plastik yang tidak terjamin kualitasnya. Ironisnya, mainan impor asal Tiongkok tersebut banyak mengandung bahan berbahaya.

Berdasarkan penelitian dari PT Sucofindo, salah satu Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) SNI Mainan Anak, ditemukan bahwa mainan tersebut mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik. Disamping itu dari segi bentuk yang kecil, lancip, tajam serta mudah tertelan adalah contoh bahaya lain dari mainan-mainan ini. 

Harga yang murah membuat masyarakat kita khususnya Indonesia cenderung kurang peduli dan menyadari akan bahaya yang terkandung dalam mainan tersebut.

Kemudian, bahan plastik merupakan bahan yang sangat sulit untuk lebur dengan tanah dari segi lingkungan. Butuh beribu-ribu tahun agar tanah dapat menetralisir residu bahan plastik. 

Bayangkan jika tanah kita dibanjiri oleh mainan plastik tersebut, dan Indonesia seperti sebuah tanah lapang tempat pembuangan residu plastik serta bahan berbahaya dari mainan itu. Bagaimana, sangat tidak nyaman bukan?

Jenis Material Mainan Jadul yang Ramah Lingkungan

Ada banyak sekali jenis material yang bisa dipakai untuk membuat mainan seperti kayu, bambu, hingga kulit jeruk. Adapun beberapa mainan yang sering dijumpai pada zamannya dengan jenis materialnya berikut ini:

 

  • Mobil Kulit Jeruk Bali

 

Kulit jeruk Bali yang mudah didapatkan menimbulkan ide kreatif anak-anak jadul. Mainan dengan material kulit jeruk Bali ini bisa bertahan hingga 12 jam sebelum layu dan mengempis.

Kulit luar jeruk Bali yang segar dan keras sengan lapisan kulit dalam yang tebal serta kenyal, dipotong untuk membuat sepasang roda (diameter 3–4 cm), panel utama (panjang sekitar 8 cm, lebar 3 cm, tergantung luasnya kulit jeruk). 

Penyangga roda terbuat dari lidi dan sisa kulit jeruk bisa digunakan untuk badan mobil, yang ditopang dengan empat potong jeruk lidi. Kemudian, menggunakan tali untuk menarik mobil dari depan. 

Tak hanya itu, Potongan-potongan kecil jeruk bali bisa dibentuk menjadi orang-orangan dengan menggunakan lidi sebagai kerangka. Orang-orangan tersebut biasa nangkring di atas mobil.

 

  • Senapan Batang Daun Pisang

 

Bagaimana cara membuat senapan yang bisa menimbulkan bunyi plak-plak-plak-plak seperti suara tembakan? tidak sulit karena kamu bisa dapatkan tangkai daun pisang yang besar. Kemudian, buat irisan-irisan horizontal masing-masing sepanjang 3 cm. Untuk satu batang, kamu bisa buat 3 sampai 4 irisan.  

Untuk bisa membunyikan senapan, pegang gagang senapan di tangan kiri, kemudian kibaskan tangan kanan untuk menutup semua lapisan yang tadi ditegakkan dengan cepat. Lapisan yang tertutup karena kibsan tangan itu yang menimbulkan bunyi plak-plak-plak.

 

  • Layang-layang dan Gasing dari Batang Bambu

 

Selain untuk membuat kerangka pada layang-layang, batang pohon bambu juga bisa dibuat untuk mainan gasing. Tidak seperti gasing saat ini dengan tujuan diadu, Gasing jadul memiliki daya tarik tersendiri dengan suara yang ditimbulkan. 

Terdiri dari batang bambu bulat yang ditutup kedua belah sisinya yang kemudian diberi lubang pada bagian batang yang bertujuan memberi ruang udara, serta penyangga menyerupai sumpit yang ditancapkan di tengah-tengah gasing. 

Cara memainkannya dengan menggunakan tali yang dililitkan diatas gasing, selanjutnya yakni memutar gasing dengan sekuat tenaga agar bunyi yang dihasilkan gasing lebih nyaring.

Maka dari itu, sebagai generasi yang mengenal lebih dekat dengan mainan-mainan tradisional dengan berbahan dasar dari alam, ada baiknya jika kita mengajarkan serta bimbing anak-anak dan adik-adik generasi sekarang untuk mengenal mainan tradisional. 

Mainan yang membawa suasana kebersamaan, melatih kreatifitas dan juga lebih mengenalkan mereka kepada alam, sekaligus mengenalkan manfaat alam bagi kehidupan kita.***

Penulis : GLG