Makan Berlebihan Bukan Cuma Soal Kenyang, Tapi Berpengaruh Bagi Bumi

Darling Sampah
Darling Inspirasi
Makan Berlebihan Bukan Cuma Soal Kenyang, Tapi Berpengaruh Bagi Bumi
17 Nov 2025

Bayangkan pagi hari di meja makan, ada piring penuh nasi, lauk, sayur, dan beberapa camilan. Rasanya puas sekali, tapi setelah jam makan, masih banyak sisa, dan ujung-ujungnya jadi sampah makanan. Kebiasaan “ambillah banyak, makan sebisa” bisa terdengar wajar, tapi di balik itu, ada konsekuensi besar bagi lingkungan.

Sampah makanan (food waste) di Indonesia bukanlah masalah kecil. Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2024 sekitar 39,36% dari total timbulan sampah nasional adalah sisa makanan. Menteri Lingkungan Hidup pun menyebut bahwa hampir 20 juta ton sampah Indonesia berasal dari makanan yang tidak habis. Bayangkan, makan berlebihan bukan cuma bikin piring kotor, tapi juga menjadikan alam sebagai “korban”.

Skala masalah ini bahkan global. Laporan UNEP Food Waste Index Report 2024 menyatakan bahwa di tahun 2022, sekitar 1,05 miliar ton makanan dibuang di tingkat rumah tangga, restoran, dan toko dan 60% dari itu berasal dari rumah tangga saja. Setiap orang, rata-rata, membuang 79 kg makanan per tahun menurut data global. 

Lalu, kenapa terlalu banyak makan bisa berdampak ke lingkungan? Karena makanan yang dibuang itu adalah produksi yang sudah menyerap sumber daya, air, tanah, energi semuanya dipakai untuk menumbuhkan, memanen, dan mengolah makanan.

Setelah dibuang, sebagian sampah makanan bisa menghasilkan gas rumah kaca seperti metana saat membusuk di tempat pembuangan akhir. Dengan begitu, kebiasaan sederhana seperti makan berlebihan bisa berujung pada masalah iklim.

Meskipun keadaan ini begitu genting, ada sisi harapan. Di Indonesia, semakin banyak orang yang menyadari pentingnya mengelola food waste. Menurut GoodStats, 39,2% publik sudah mengambil inisiatif untuk mengelola sisa makanan

Dengan tidak makan berlebihan, artinya menakar porsi yang benar-benar bisa kita habiskan sehingga kita bisa menjalankan peran kecil tapi sangat signifikan. Hal ini juga dapat menekan volume sampah, mengurangi beban pengolahan sampah di tempat pembuangan, dan sekaligus menurunkan jejak karbon dari limbah makanan.

Kalau banyak dari kita melakukan hal itu, dampaknya bukan cuma ke dapur sendiri, tetapi juga ke alam yang lebih besar.

Makan secukupnya bukan cuma soal kebutuhan tubuh, juga soal menyayangi planet ini. Mari mulai dari diri sendiri, dengan piring yang pas, nasi yang sesuai, dan sisa yang lebih sedikit, demi bumi yang lebih bersih.

 

Referensi:

  • Komposisi sampah nasional (SIPSN)

  • GoodStats 

  • UNEP Food Waste Index Report 2024 

  • TIMES Indonesia
Penulis : SD