Banyak orang bilang pohon ini angker. Katanya sering dihuni makhluk halus.Bikin merinding, apalagi kalau lewat malam hari.
Tapi tunggu dulu, sebelum keburu kabur, ada satu hal penting yang perlu kita luruskan. Pohon ini jauh lebih bermanfaat daripada cerita mistis yang melekat padanya.
Kenalkan, pohon beringin.
Pohon beringin adalah salah satu pohon paling ikonik di Indonesia. Tingginya bisa mencapai 25 meter, dengan tajuk daun yang sangat rimbun dan kanopi lebar. Tak heran jika pohon ini sering jadi tempat favorit untuk berteduh—adem, sejuk, dan menenangkan.
Di banyak daerah, beringin bahkan dijadikan penanda ruang publik, alun-alun, atau pusat desa.
Salah satu ciri paling khas dari pohon beringin adalah akar-akar gantungnya. Bukan sekadar unik secara visual, akar ini punya fungsi ekologis yang sangat penting, antara lain:
Dengan sistem akar yang kuat dan luas, beringin berperan sebagai penjaga kestabilan tanah di sekitarnya.
Pernah merasa mengantuk atau sangat rileks saat berada di dekat pohon beringin?
Banyak yang mengaitkannya dengan energi mistis.
Padahal, penjelasannya jauh lebih sederhana dan ilmiah.
Pohon beringin memiliki daun yang sangat rimbun dan mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Ditambah suasana yang teduh dan suhu yang lebih sejuk, tubuh otomatis merasa lebih rileks—dan rasa kantuk pun muncul.
Masuk akal, kan?
Ada satu sudut pandang menarik:
Cerita-cerita tentang pohon beringin yang “angker” kemungkinan besar bukan untuk menakut-nakuti, melainkan melindungi.
Di masa lalu, ketika belum ada konsep konservasi, mitos menjadi cara paling efektif agar manusia tidak sembarangan menebang pohon besar yang punya peran penting bagi lingkungan.
Dengan kata lain, mitos bisa jadi adalah strategi kearifan lokal untuk menjaga keseimbangan alam.
Alih-alih ditakuti, pohon beringin seharusnya dipahami sebagai:
Menurut kamu, cerita “angker” tentang pohon beringin itu mitos belaka atau bentuk perlindungan terselubung? Apa pun jawabannya, satu hal pasti: pohon ini layak dijaga, bukan dijauhi.