Pisang Raksasa di Papua

Darling Tanaman
Pisang Raksasa di Papua
05 Jan 2023

Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia memanglah sangat kaya, seperti hutan Papua yang menyimpan kekayaan hayati luar biasa dengan Musa ingens N. W. Simmonds, yakni nama ilmiah untuk pisang raksasa yang hanya ditemukan di pulau tersebut.

Disebut pisang raksasa karena dapat tumbuh setinggi pohon kelapa. Masyarakat Papua sudah lama mengenal dan memanfaatkan batang, daun, hingga buah pisang ini. Ketika Norman Willison Simmonds, yaitu nama yang kemudian disematkan pada pisang ini, melakukan perjalanan ke Asia Pasifik pada tahun 1954 hingga tahun 1955 untuk mengumpulkan tanaman khususnya pisang.

Saat berada di Papua New Guinea, dia menjumpai pisang raksasa itu pada Desember 1954 spesimen tanaman ini tercatat di Kew Royal Botanical Gardens, Inggris, dengan lokasi penemuan di Aiyura dan distrik Morobe, Skindewai, pada Januari 1956.

Kriteria Pisang Raksasa

Hingga sekarang belum ada yang mengalahkan pisang raksasa ini dari segi ukuran. Pohonnya bisa tumbuh setinggi 25 meter di hutan maupun di kebun warga. Daunnya bisa mencapai 6 meter dengan lebar 1 meter. Sementara buahnya berukuran 10 hingga 20 cm, dengan diameter hingga 10 cm.

Satu tandan, berisi hingga 300 bua dengan berat keseluruhan bisa mencapai 60 kg. Besar jantung pisangnya bisa melebihi kepala manusia dewasa. Buahnya berwarna hijau saat masih mengkal dan kekuningan saat matang.

Pisang ini masih bisa tumbuh di hutan sekunder atau hutan bekas kebun. Karena sulit dibudidayakan dan untuk menjaga kelestarian, hutan Papua menjadi satu-satunya cara agar pisang ini bisa kita lihat selalu.

Pemanfaatan Pisang Raksasa oleh Warga Sekitar

Warga jarang memanfaatkan buahnya sebagai makanan, tapi sebagai obat. Hal ini karena buahnya berbiji banyak. Pisang liar hampir semuanya berbiji, sedangkan yang dikonsumsi secara luas merupakan hasil persilangan dan rekayasa genetik.

warga memanfaatkan daun pisang untuk atap rumah darurat di hutan, alas duduk, dan alas makanan. Sedangkan pelepahnya, digunakan untuk menyimpan hasil buruan atau hasil kebun. Dalam bahasa lokal pisang ini disebut ndowin atau apit sepuh.

Peluang Masa Depan

Pakar lain yang pernah menjumpai pisang raksasa ini adalah Jeff Daniels, pada 1989 lalu di Papua Nugini. Perjalanan pakar dari Australia ini dibiayai oleh International Board of Plant Genetic Resources, yang bertujuan mengumpulkan varietas tanaman langka dan hampir punah, sehingga materi genetis yang tak ternilai bisa diselamatkan.

 

Daniels menyebutkan tanaman ini tidak akan hidup di dataran rendah, karena tidak sanggup hidup di cuaca panas. Namun ini sekaligus memberi peluang di masa depan, dengan rekayasa genetika bisa menumbuhkan tanaman di wilayah dingin menggunakan gen dari Musa ingens.***

Sumber: mongabay.co.id

Penulis : GLG