Di tengah hiruk pikuk modernisasi, masih ada satu suku di Indonesia yang hidup dalam harmoni sempurna dengan alam. Namanya Suku Kajang, yang berasal dari Desa Tana Toa, Sulawesi Selatan.
Keren banget, karena bahkan The Washington Post menobatkan mereka sebagai penjaga hutan tropis terbaik di dunia. Julukan ini bukan tanpa alasan. Bagi masyarakat Kajang, alam bukan sesuatu yang bisa dimiliki tapi sesuatu yang harus dijaga.
Mereka hidup berdasarkan ajaran leluhur yang disebut Pasang Ri Kajang, sebuah sistem nilai dan hukum adat yang menuntun kehidupan mereka agar tetap selaras dengan bumi. Dalam aturan ini, merusak alam adalah hal yang terlarang. Mereka nggak boleh berburu bahkan mencabut rumput pun harus ada alasannya hanya boleh dilakukan untuk upacara adat atau keperluan penting.
Hutan di wilayah mereka dibagi menjadi dua:
Borong Karamaka, yaitu hutan keramat yang sama sekali nggak boleh diganggu.
Borong Batasayya, yaitu hutan yang boleh dimanfaatkan dengan izin, tapi harus tetap dijaga kelestariannya.
Dan yang paling keren, setiap kali mereka menggunakan satu pohon, wajib menanam dua pohon pengganti. Bukan cuma aturan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap alam yang telah memberi kehidupan.
Suku Kajang membuktikan bahwa tradisi dan cinta bumi bisa berjalan beriringan.
Di tengah perubahan zaman, mereka tetap memegang nilai-nilai keberlanjutan yang bahkan lebih maju dari banyak konsep modern hari ini.