Tanah Arab Menghijau! Ada Apa Ya?

Berita Darling
Tanah Arab Menghijau! Ada Apa Ya?
27 Jan 2023

Fenomena menghijaunya sebagian wilayah Arab Saudi akhir-akhir ini membuat publik dari berbagai negara ramai diperbincangkan.

Dilihat dari citra satelit, kawasan Arab Saudi yang terkenal dengan gurun gersang dan tandus terlihat tampak berubah menjadi hijau setelah diguyur hujan lebat beberapa waktu lalu. Yang mana gunung tandus berubah hijau. Sementara, gurun pasir menjadi banjir yang dipenuhi aliran air layaknya sungai.

Sejarah Jazirah Arab menurut Alfred Kroner, yakni ahli geologi dari Institute of Geosciences Johannes Gutenberg-University Jerman, menyebutkan bahwa Jazirah Arab zaman dulu memang merupakan lahan subur dengan padang rumput dan memiliki banyak sungai sebagaimana digambarkan dalam buku Mausu'ah al-Ijaz al-Qur'ani karya Nadiah Tharayyarah.

Ia juga mengatakan, jika tanah di Jazirah Arab digali, akan ditemukan jejak-jejak yang membuktikan bahwa wilayah tersebut dulunya adalah tanah yang hijau. Salah satunya pernah ditemukan di wilayah bernama al-Faw di bawah gurun pasir Rub' al-Khali.

Penjelasan Ilmiah

Banyak penelitian arkeologi dilakukan mengenai hal ini, seperti proyek Green Arabia, di mana para ilmuwan mencari sumber hijau dari daerah tersebut.

Kroner menjelaskan bukti ilmiah mengapa Jazirah Arab yang dulunya hijau bisa berubah menjadi gersang dan kemungkinan akan kembali menghijau, hal itu terjadi lantaran Jazirah Arab pernah mengalami fase zaman es.

Fase tersebut terjadi ketika air laut dalam volume besar berubah menjadi es dan berkumpul di Kutub Utara yang beku, lalu bergerak perlahan menuju arah selatan. Pergerakan inilah yang akan mempengaruhi keadaan tanah di sekitarnya.

Berdasarkan riset modern, Bumi mengalami zaman es sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Kemudian, Bumi berada pada periode interglasial atau menghangat yang berlangsung 10 hingga 20 ribu tahun.

Curah hujan tinggi

Adapun penjelasan ilmiah di balik peristiwa Arab Saudi menghijau disebabkan curah hujan yang tinggi. Menurut ilmuwan iklim dan profesor hidrologi dari Utrecht University Michelle van Vliet, curah hujan yang tinggi berkaitan dengan perubahan kondisi cuaca.

"Arab Saudi memiliki iklim gurun dan di beberapa tempat beriklim semi-kering. Di wilayah sekitar Makkah, rata-rata curah hujan adalah 112 milimeter per tahun. Biasanya curah hujan relatif sedikit di sekitar Makkah, jauh lebih sedikit dibandingkan beberapa bulan terakhir ini," katanya.

Distribusi curah hujan di berbagai wilayah tak hanya berubah dalam ruang, tapi juga dalam waktu. Artinya, saat terjadi curah hujan yang sangat deras di satu wilayah, maka wilayah lainnya terjadi kekeringan yang sangat parah.

Juru bicara National Center for Meteorology Kerajaan Arab Saudi Hussain Al-Qahthani juga menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah Arab Saudi diguyur hujan sejak tanggal 8 hingga 10 Januari 2023.

Sementara, The Islamic Information mencatat curah hujan tinggi dalam durasi yang panjang di Arab Saudi sejak Desember 2022, dengan kecepatan yang sama dan hampir terus menerus.

Hujan tak hanya mengguyur kota Makkah, namun di sejumlah kota lainnya termasuk Jeddah dan Madinah. Curah hujan yang melimpah dibarengi cuaca hangat ini akan memudahkan vegetasi tumbuh, dan inilah penyebab wilayah Arab Saudi menghijau.***

Sumber: inet.detik.com

Penulis : GLG