Darlings, kalian SADAR kan kalau Indonesia punya salju abadi di Puncak Jayawijaya, Papua? Konon katanya, dampak perubahan iklim yang makin terasa, membuat keabadian salju di sana mulai mencair dan diprediksi bisa menghilang. Hal tersebut dikabarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan jika fenomena El Nino yang terjadi dan kita rasakan beberapa waktu lalu memiliki potensi untuk mempercepat kepunahan tutupan es di Puncak Jayawijaya. Tidak hanya berpotensi mencairkan salju abadi, hal tersebut juga memicu dampak yang besar bagi aspek kehidupan di wilayah tersebut.
“Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut,” kata Dwikorita dilansir detik.com dari Antara.
Salju abadi di Puncak Jayawijaya merupakan sebuah keajaiban alam yang menarik banyak perhatian dari kalangan ilmuwan, peneliti, serta pencinta alam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi tersebut.
Mengutip situs resmi BMKG, pencairan gletser di Puncak Jayawijaya setiap tahunnya sangat masif terjadi. Demikian berdasarkan hasil riset analisis paleoclimate atau ilmu mengenai perubahan iklim yang terjadi dalam seluruh rentang sejarah bumi yang dilakukan oleh BMKG bersama Ohio State University, Amerika Serikat.
Pada data sebelumnya, menyebutkan jika sepanjang 2015 hingga 2022 lalu, pergerakan penurunan lapisan es terus terjadi dan seperti tidak terhentikan. Menurut data BMKG, pada periode tersebut, ketebalan es mencair sebanyak 2,5 meter per tahun, dan diperkirakan, ketebalan es yang tersisa pada Desember 2022 hanya 6 meter.
Padahal, pada 2010 lalu ketika riset ini dimulai, dilaporkan ketebalan es mencapai 32 meter. Tapi, seiring perubahan iklim yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia hingga 2015, terjadi penurunan ketebalan es dengan laju mencapai satu meter per tahun.
Lebih lanjut Dwikorita menuturkan, mencairnya salju abadi di Puncak Jayawijaya, Papua, merupakan bukti nyata perubahan iklim berdampak tidak baik bagi kehidupan. “Keberadaan salju abadi yang menjadi kebanggaan Indonesia itu kini berpotensi terancam punah dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini tentu menjadi kehilangan yang sangat signifikan bagi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Melihat peristiwa ini, BMKG mengimbau semua pihak untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim harus dilakukan bersama.
Sumber: detik.com | cnbcindonesia.com