Choose a Language

Mainan Dari Sampah Plastik

Darling Sampah
Darling Inspirasi
Mainan Dari Sampah Plastik
16 Jun 2024

Kata siapa mainan harus baru dan mahal? Dua desainer asal Jepang, Shoma Furui dan Kem Kobayashi menepis jauh-jauh anggapan itu. Dengan komitmen dan kreatifitasnya, Furui dan Kobayashi berhasil menciptakan mainan balok susun dari hasil daur ulang sampah plastik di laut. Mainan itu mereka beri nama Debris.

Mainan ini sama dengan uno stacko yang mungkin sering kalian mainkan di rumah atau coffee shop, lho Darlings! 

Fyi nih Darlings, ide dari terciptanya mainan ini justeru datang dari pengalaman dan kebiasaan unik Shoma Furui yang hobi menyusuri pantai. Dari kebiasaannya itu, Furui sering sekali menemukan banyak potongan kecil atau puing-puing sampah plastik yang tertanam di pasir pantai.

Alhasil, munculah ide untuk membuat Debris. Sampah-sampah kecil yang ia kumpulkan dari Pantai Makuhari di Kota Chiba, Jepang akhirnya dibuat menjadi sebuah mainan yang seru. Kemudian, Furui dan Kobayashi membuat Debris dengan pola warna yang cantik dan memiliki arti tersendiri. Pola warna yang mereka buat berdasarkan musim dan tempat pengumpulan mikroplastik tersebut.

Tampilannya yang menyerupai potongan melintang sampah plastik dan terkubur, menggambarkan visual dari pola dan tekstur pop yang diciptakan dari resin.

Pola warnanya pun bervariasi berdasarkan lokasi pengumpulan sampah dan musim. Sehingga, menunjukkan potensi penerapan lebih dari sekadar bahan bangunan, tetapi seperti penggunaan dekoratif yang lebih kreatif. Adapula material yang Furui dan Kobayashi gunakan, yaitu resin akrilik berbasis air bebas VOC sebagai bahan pengikat.

Kedua desainer asal Jepang itu ingin menjadikan Debris sebagai cara bagi konsumen untuk terlibat dalam isu lingkungan. Mereka berharap agar konsumen sadar untuk selalu menjaga kebersihan dan peduli untuk memungut sampah plastik di pantai. Hal itu bisa menjadi salah satu upaya membebaskan laut dari potongan-potongan kecil sampah plastik.

Sementara itu, dengan memanfaatkan sampah plastik di laut dengan mengubahnya menjadi sebuah mainan, telah memberikan dampak baik terhadap lingkungan laut.

“Sebagai seorang desainer, saya yakin salah satu cara untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan mengkomunikasikannya kepada mereka yang tidak menyadarinya. Banyak orang yang tidak melihat masalah ini secara nyata,” ungkap Shoma Furui.

Sumber: greeners.com

Penulis : BTN