Tahun 2025 Belum Makan Rambutan? Simak Sederet Manfaat 'Underrated' dari Biji Hingga Akarnya

Musim rambutan telah tiba, namun siapa sangka buah tropis yang populer ini sering dianggap underrated. Banyak yang belum tahu bahwa manfaat rambutan (Nephelium lappaceum) jauh melampaui daging buahnya yang manis dan menyegarkan.

Dari biji yang sering terbuang, daun, hingga pohonnya, rambutan memiliki segudang manfaat ekonomi dan ekologi yang luar biasa.

Dari Limbah Biji Menjadi Penghasilan

Daging buah rambutan dikenal luas sebagai sumber vitamin C dan serat yang menyegarkan. Namun, inovasi di berbagai daerah kini mulai memanfaatkan bagian yang biasanya langsung dibuang: bijinya.

Di tangan warga kreatif di Pemalang dan Cirebon, biji rambutan yang keras diolah menjadi camilan bernilai ekonomis, yaitu emping biji rambutan. Produk olahan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga berhasil menjadi salah satu sumber penghasilan baru bagi warga setempat.

Daun dan Pohon untuk Pengobatan Serta Konservasi

Manfaat rambutan tidak berhenti di situ. Daunnya telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional oleh berbagai komunitas. Rebusan atau ekstrak daun rambutan dipercaya dapat membantu meredakan berbagai keluhan, mulai dari sakit kepala hingga sebagai solusi alami untuk mengatasi ketombe.

Lebih jauh lagi, pohon rambutan memainkan peran vital dalam pelestarian lingkungan. Di Maluku Tengah, masyarakat adat setempat diketahui aktif menanam pohon rambutan sebagai bagian dari upaya rehabilitasi lahan yang rusak.

Pohon rambutan bukan hanya sekadar penghasil buah. Secara ekologis, sistem perakarannya yang kuat membantu menjaga struktur tanah agar tidak longsor, berperan dalam menjaga kualitas dan ketersediaan air, serta menjadi "rumah" atau habitat penting bagi ekosistem sekitar, termasuk burung dan serangga.

Rambutan membuktikan bahwa ia bukan hanya buah yang enak dimakan, tetapi juga tanaman serbaguna yang bisa membantu menyelamatkan lingkungan.

Komen dong yang udah makan rambutan tahun ini! Bagian mana dari manfaat rambutan ini yang paling bikin kamu kaget?

Referensi:

Jurnal PGRI Adi Buana

Jurnal Farmasi UNPAD

Nusantara Fund