Choose a Language

Waluh Kukus: Sederhana, Bergizi, dan Ramah Lingkungan

Darling Tanaman
Waluh Kukus: Sederhana, Bergizi, dan Ramah Lingkungan
05 Dec 2025

Waluh kukus mungkin terdengar sederhana tapi di balik tampilannya yang apa adanya, waluh atau labu kuning menyimpan banyak manfaat, bukan cuma untuk tubuh, juga untuk lingkungan.

Sebagai salah satu pangan lokal yang mudah ditemukan di Indonesia, waluh bisa jadi contoh bahwa pilihan makanan sehari-hari kita punya dampak besar, baik bagi diri sendiri maupun bagi bumi.


Mengenal Waluh sebagai Pangan Lokal

Waluh atau labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan tanaman pangan yang tumbuh subur di iklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini relatif mudah dibudidayakan, tidak membutuhkan perawatan rumit, dan bisa tumbuh di lahan pekarangan hingga pertanian skala kecil.

Karena mudah ditanam dan tersedia secara lokal, waluh termasuk pangan yang berpotensi memperkuat ketahanan pangan masyarakat.


Tinggi Serat, Bikin Kenyang Lebih Lama

Salah satu manfaat utama waluh adalah kandungan serat pangan yang cukup tinggi. Serat membantu melancarkan pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Dengan rasa kenyang yang bertahan lebih lama, konsumsi waluh dapat membantu mengontrol porsi makan dan mengurangi kebiasaan makan berlebihan.


Rendah Kalori, Aman untuk Pola Makan Seimbang

Waluh juga dikenal sebagai bahan pangan rendah kalori dan tinggi kandungan air. Dalam 100 gram labu kuning matang, jumlah kalorinya relatif kecil sehingga aman dikonsumsi oleh berbagai kelompok usia, termasuk mereka yang sedang menjaga berat badan.

Pengolahan sederhana seperti dikukus juga membantu mempertahankan kandungan gizinya tanpa tambahan lemak berlebih.


Ramah Lingkungan karena Mudah Dibudidayakan

Dari sisi lingkungan, waluh memiliki sejumlah keunggulan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan input yang relatif rendah dibandingkan beberapa komoditas pangan lain.

Waluh tidak memerlukan banyak pupuk kimia dan bisa dibudidayakan secara organik. Selain itu, hampir seluruh bagian waluh bisa dimanfaatkan, mulai dari daging buah, biji, hingga kulitnya sehingga minim limbah pangan.


Mendukung Pangan Lokal dan Mengurangi Jejak Karbon

Mengonsumsi waluh sebagai pangan lokal berarti membantu mengurangi jejak karbon dari proses distribusi makanan. Semakin dekat sumber pangan dengan konsumen, semakin kecil emisi yang dihasilkan dari transportasi.

Pilihan makanan sederhana seperti waluh kukus bisa menjadi langkah kecil dalam mendukung sistem pangan yang lebih berkelanjutan.


Waluh dalam Budaya Kuliner Indonesia

Di Indonesia, waluh sudah lama menjadi bagian dari kuliner tradisional. Olahannya beragam, mulai dari waluh kukus, kolak, bubur, hingga kue tradisional.

Cara pengolahan yang sederhana membuat waluh tetap mempertahankan nilai gizi sekaligus mudah diadaptasi dalam pola makan sehari-hari.


Sederhana tapi Berdampak

Waluh kukus mungkin terlihat biasa, tapi manfaatnya luar biasa. Ia baik untuk tubuh, mendukung petani lokal, dan lebih ramah bagi lingkungan. Pilihan makanan kita sehari-hari bisa jadi bagian dari solusi lingkungan. 

Kalau kamu, olahan waluh favoritmu apa? Yuk mulai lebih sadar memilih pangan lokal yang baik buat tubuh dan bumi.

 

Sumber:

  • FAO (Food and Agriculture Organization). Pumpkin and Squash Nutritional Profile.

  • Kementerian Pertanian RI. Informasi pangan lokal dan budidaya labu kuning.

Penulis : SD